7 Comments

Menyibak Diversifikasi BBM ke BBG (Part 1)


Bismillah…..

BBM oh BBM…. Yah, inilah salah satu persoalan di negara kita (dan di negara lain juga sih) yang saat ini belum dapat terselesaikan dengan baik. Pasti teman – teman udah pada tau kan berapa jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah kita untuk pemenuhan BBM…?? Ya benar. 300 triliun lebih !! Kalo ane tulis nih angka nolnya jadi 300.000.000.000.000 rupiah atau 3 x 10^14 rupiah (emang ada penulisan nominal uang pake pangkat2 segala). Uang segitu bukan main besarnya dan mirisnya hanya “dibakar” percuma begitu saja menjadi asap, bahkan zat beracun ! Coba teman – teman bayangkan betapa besar manfaatnya apabila dana segitu besar bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih menguntungkan dan menjanjikan seperti sektor pendidikan dan penelitian ?

Paragraf diatas sekedar introduction dari ane untuk membuka mata kita semua tentang bagaimana “kelakuan” kita selama ini yang amat sangat boros dalam kunsumsi bahan bakar. Beberapa waktu yang lalu sekitar tepatnya tanggal 26-28 November 2012, ane dan beberapa teman – teman dari Mesin ITS ditugaskan oleh salah seorang dosen (Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng.Sc) untuk mengikuti bimbingan teknis terkait program diversifikasi BBM ke BBG yang sedang digalakkan pemerintah (dalam hal ini ditugaskan kepada Kementerian ESDM) untuk mengatasi problem diatas. Tak pelak, acara tersebut benar – benar membuat mata saya terbelalak betapa sia – sianya “perilaku” konsumsi energi masyarakat saat ini. Oleh karena itu, ane merasa berkewajiban untuk menumpas kejahatan meneruskan “propaganda” tersebut ke teman – teman sekalian sebagai salah satu tanggung jawab ane sebagai seorang mahasiswa (yang digadang – gadang sebagai agent of change). Walaupun agak terlambat, tapi tak mengapa, daripada tidak sama sekali !

 

Mengapa sih harus dilakukan diversifikasi BBM ke BBG ?

Mungkin pertanyaan diatas sempat terbersit di kepala teman – teman. Jawabannya adalah karena itu sebuah keharusan ! Kok bisa ?

PERTAMA, telah jelas sebagaimana introduction ane diatas. Sayang kalo duit segitu banyak dibuang percuma hanya untuk subsidi BBM. Padahal fakta dilapangan yang diuntungkan dengan adanya subsidi ini bukannya rakyat kecil malah orang kaya (menengah ke atas).

strata sosial pengguna bbm

KEDUA, cadangan BBM kita sudah semakin menipis. Pemerintah harus berupaya memikirkan solusi jangka pendek, menengah dan jangka penjang dari hal ini. BBG menjadi alternatif yang tidak terelakkan dibandingkan alternatif energi lainnya untuk kebutuhan jangka menengah karena unggul dalam sejumlah aspek yaitu KETERSEDIAAN (availability), HARGA (economy), KADAR EMISI (emission level) dan KEMAMPUAN ADAPTASI (adaptability).

a. KETERSEDIAAN. Cadangan BBG di Indonesia relatif masih banyak. Bahkan ekspor BBG kita ke luar negeri masih sangat besar dibandingkan penggunaan di dalam negeri. Oleh karena itu, kebijakan diversifikasi ini bakalan meningkatkan konsumsi alias penyerapan gas dalam negeri. That’s a good news, isn’t it ?

produksi & kebutuhan gas bumi (2011-2025)

alokasi gas bumi (2011)

alokasi gas bumi (2012)

b. HARGA. Kalo dari aspek harga jelas BBM kalah telak dari BBG. Harga BBG tanpa subsidi dari pemerintah (harga keekonomian) aja Rp. 4.100,-/liter setara premium (lsp). Namun, kalo dari hitung – hitungan ekonomi, harga segitu masih belum kompetitif bila dibandingkan BBM oleh karenanya, pemerintah berencana akan mensubsidi BBG hingga harganya turun ke kisaran Rp. 3.100,-/lsp. Itu berarti pemerintah hanya mensubsidi Rp. 1.000,- doang. Bandingkan dengan subsidi BBM yang berada di kisaran Rp. 3.500,- – 4.500,-/lsp.

harga jual CNG,LPG,Premium

c. KADAR EMISI. Dari segi ini juga BBM kalah telak. Coba aja cek gambar dibawah,

perbandingan uji emisi

Bagaimana pendapat teman – teman ?

d. KEMAMPUAN ADAPTASI. Yang ane maksud kemampuan adaptasi disini adalah kemampuan BBG untuk disesuaikan dengan karakteristik engine gasoline atau diesel secara cepat. Saat kita menggunakan BBG, kita cukup menambahkan alat yang dinamakan konverter kit. Setelah itu, mobil kita bisa langsung dipake. Apalagi konverter kit sekarang sudah pada computerized sehingga sistem konverter kit secara otomatis akan mengoptimalkan suplai BBG yang masuk ke engine sesuai dengan kebutuhan engine secara realtime. Terus kalo kita kehabisan BBG, kita bisa langsung berpindah ke lain hati (baca:beralih ke BBM). Mantab kan ?

konverter kit

KETIGA, beberapa negara besar (Pakistan, Korsel, Iran, India, Italia, dll) telah lebih dahulu menggunakan BBG dan berhasil. Nah kalo negara – negara tersebut aja bisa mengapa kita tidak ?

perkembangan BBG asia

pengalaman negara lain

Apa sih tujuan dari program diversifikasi ini ?

Hmm, ada beberapa tujuan pemerintah melaksanakan program ini yaitu :

1. Diversifikasi pasokan energi untuk mengurangi ketergantungan nasional pada bahan bakar minyak. Jadi, sedikit demi sedikit diusahakan untuk menghilangkan ketergantungan tersebut. Daripada “perilaku lama” kita teruskan hingga masa mendatang kemudian datang masa dimana BBM habis, terus teman – teman bisa bayangkan “kegegeran” yang terjadi di dunia seperti apa ?

2. Meminimalkan penyalahgunaan BBM bersubsidi, penyalahgunaan yang sudah ane terangin diatas !

3. Efisiensi Anggaran Pemerintah. Lumayan kan APBN-nya bisa ditabung atau dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.

4. Mengurangi beban biaya bahan bakar pemilik kendaraan. Karena memang harga keekonomian BBM jauh lebih mahal daripada BBG.

5. Menyediakan bahan bakar bersih, praktis dan efisien. Seperti fakta yang ane paparkan diatas. BBG jauh lebih ”hijau” daripada BBM.

 

Bagaimana skema diversifikasi yang akan dijalankan pemerintah baik untuk kendaraan berbahan bakar premium maupun solar ? Apakah sudah disiapin sama pemerintah ?

Tenang – tenang. Itu semua sudah direncanakan oleh pemerintah. Nih, skemanya,

skema penggunaan bb (premium)

skema penggunaan bb (diesel)

Terus, apa aja keuntungan penggunaan BBG dibandingkan sama BBM ? Bisa dijelasin ?

Oke, bisa. Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan di Kementerian ESDM, BBG memiliki banyak keuntungan. Apa aja tuh :

1. Efisiensi pembakaran meningkat.

2. Penggunaan gas lebih hemat.

3. Harga jual gas lebih murah (40-50 %) dari harga Premium.

4. Daya tahan penggunaan oli/pelumas cenderung meningkat karena kerja engine lebih ringan.

5. Ring piston jadi lebih awet.

6. Tidak menimbulkan knocking (ngelitik).

7. Busi tidak cepat kotor alias pembakaran lebih bersih.

8. Lifetime lebih awet.

9. Perawatan cenderung lebih mudah yaitu pembersihan filter udara secara.

10. Kendaraan masih dapat dioperasikan dengan menggunakan BBM maupun BBG (bifuel).

Bersambung, InsyaAllah

(Pembahasan selanjutnya berkenaan masalah kesiapan infrastruktur dan instalasi perangkat konverter kit)

(Ahmad Fathonah)

————————-mechanicalengboy.wordpress.com————————

Sumber :

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

Slide Bimbingan Teknis Diversifikasi BBM ke BG Batch II, 26 – 28 November 2012 oleh Kementerian ESDM RI Tingkat Provinsi Jawa Timur (slide 1 & 2).   

7 comments on “Menyibak Diversifikasi BBM ke BBG (Part 1)

  1. bukannya sama aja mas bro?
    antara BBM sama GAS?

    sama sma bisa abis?
    kenapa nggak mnfaatin yang nggak bisa abis?

    • 1. BBM saya gas memang sama yaitu sama2 bahan bakar non-renewable.
      2. Kenapa gak memanfaatin yang gak habis ? Analoginya kayak gini. Misalnya ane perokok berat. Terus besoknya ane langsung berhenti ngerokok, tidak sebatang pun !! Hampir dapat diduga dengan tingkat keyakinan yang tinggi saya bakalan balik ngerokok lagi bahkan ada acara “balas dendam” kayak orang buka puasa. Nah begitu juga dasar pemikiran pemerintah. Saya kemarin ketika ikut seminarnya diberi tahu dari orang Kementerian ESDM kalo program diversifikasi ini “cuma” sebagai milestone untuk ke tahapan penggunaan renewable energi. Jadi, sembari pemerintah dan pihak terkait memastikan kesiapan renewable fuel tsb, digunakan bahan bakar peralihan yaitu BBG. Sekarang misalnya, PTPN lagi menyiapkan proyek pembuatan bioetanol dari tebu itu yang ane tahu. Mungkin, masih banyak badan terkait yg juga mengembangkan hal serupa. Belum lagi riset di perguruan tinggi. Intinya, perubahan yang akan dilakukan haruslah perlahan, step by step supaya masyarakat tidak panik dan mudah menerima.

      kira2 begitu tanggapan saya. Maaf kalo kepanjangan bro…

      Btw, trims udah mau berkunjung…

      Hidup Blogger Indonesia !!!

  2. […] dari postingan ane sebelumnya [Menyibak Diversifikasi BBM ke BBG (Part 2)]. Bagi yang belum baca part 1-nya, monggo dibaca dulu supaya wawasan yang didapatkan gak setengah – […]

  3. […] kehadiran teman – teman semua. Masih ingat artikel ane yang lalu tentang diversifikasi (part 1 & part 2) ? Tulisan kali ini ane pengen memperluas pembahasan pada jenis – jenis alias tipe […]

  4. mohon sharing mengenai pemakaian bbg makan mesin akan lebih cepat panas dan tenaga juga akan berkurang dibandingkan dengan pemakain bbm

Ayo teman - teman. Monggo dikeluarkan unek2nya !